WELLCOME

Minggu, 12 Oktober 2008

KEGIATAN MAGANG

Kegiatan saya di tempat magang yaitu SMA PARISADA AMLAPURA, BALI, INDONESI dari awal semester V sampai sekarang hanya membantu administrasi seperti membuat surat keluar maupun mengaendakan Surat keluar dan Surat masuk

Minggu, 25 Mei 2008

PROTOKOL AX 25

PROTOKOL AX 25
Protokol ax25 merupakan protokol untuk melakukan akses jaringan sinkron antara DTE (Data Terminal Equipment) pada sisi pemakai dan DCE ( Data Circuit Terminating Equipment) yang merupakan perlaatan yang berada pada sisi jaringan yang lansung berhubungan dengan sisi pemakai) .
Protokol ax25 mempunyai 3 buah layer / lapisan yang mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu :
1. Physical level

Layer ini dilihat dari namanya , akan berhubungan dengan masalah fungsi prosedur interaksi dengan media fisik modem. Sedangkan dari segi praktis berhubungan dengan masalah elektris dan mekanis dari antarmuka dengan medium perantara.
Salah satu contoh spesifikasi teknis tentang layer ini adalah konektor. Konektor ini berhubungan lansung antara komputer dan modem dan terdiri atas beberapa pin yang melewatkan data yang berbeda fungsinya. Dan yang paling banyak digunakan adalah konektor V.24 atau RS-232C yang mempunyai pin sebanyak 25 buah. Spesifikasi elektris menentukan cara bagaimana sinyal digital pada ujung interface modem atau komputer dapat saling berhubungan , yang sebenarnya merupakan komunikasi antara DTE dan DCE . Rekomendasi CCITT yang berhubungan dengan hal ini adalah spesifikasi CCITT V.28 , X.26 (V.10 / RS422) , X27 ( V11/RS423 ) dan V.35 .

Pin - pin konektor V.24 sebanyak 25 buah yang mempunyai fungsi masing-masing :
pin 1 à protective ground
pin 2 à transmit data
pin 3 à received data
pin 4 à request to send
pin 5 à clear to send
pin 6 à data set ready
pin 7 à signal ground
pin 8 à receive line signal detector
pin 9 à reserved for testing
pin 10 à reserved for testing
pin 11 à unassign
pin 12 à second receive line signal detector
pin 13 à second clear to send
pin 14 à second transmit data
pin 15 à transmit signal element timing
pin 16 à second receive data
pin 17 à receive signal element timing
pin 18 à unassign
pin 19 à second request to send
pin 19 à second request to send
pin 20 à data terminal ready
pin 21 à signal quality detector
pin 22 à ring detector
pin 23 à data signal rate
pin 24 à transmit signal element timing
pin 25 à unassign
Cara DTE (komputer) berhubungan dengan DCE (modem) adalah sebagai berikut :
DTE memberi isyarat bahwa sedang hidup (ON) kepada DCE dengan mengirimkan sinyal data terminal ready pada pin 20 . Sedangkan DCE melakukan hal yang sama dengan mengirimkan sinyal data set ready kepada DTE . Lalu saat DTE mengirimkan data, sebelumnya terlebih dahulu memberikan isyarat berupa sinyal request to send dan DCE menjawabnya dengan sinyal clear to send . Setelah itu data ditansmitkan melalui pin tarnsmit data (pada sisi DTE) dan menerimanya pada pin receive data ( pada sisi DCE) atau sebaliknya apabila DCE hendak mengirim data ke DTE .
2. Link level

Layer ini mempunyai aturan untuk bertukar data yang disebut data link control. Protokol yang dipakai pada lapisan ini oleh ISO disebut HDLC (High Level Data Link Control) melaksanakan hal-hal berikut :
1. membangun hubungan logik melalui media yang ada seperti kabel atau atmosfer
2. memberikan informasi mengenai perpindahan data agar data tetap pada urutannya
3. melakukan pendeteksian kesalahan
4. menutup hubungan logik yang telah selesai digunakan.
HDLC mempunyai struktur yang terdiri dari 3 bagian yang diterangkan sebagai berikut : 2.1.
2.1. Struktur frame

Basis unit transmisi pada HDLC atau biasanya disebut frame dapat digambarkan dan terdiri dari :
Flag
Address
Control
Information
Frame Check Sequence
Flag
Flag (F) = berisi data : 111 111 yang merupakan
pembatas awal dan akhir dari sebuah frame
Address (A) = informasi berupa perintah atau respons dari
perint
Control (C) = informasi tentang frame , yaitu apakah frame
merupakan kendali hubungan atau sebagai
pembawa informasi
Information (I) = berisi informasi mengenai lapisan di atas data
link laye
Frame Check
Sequence (FCS) = merupakan cyclic redudancy check yang
berfungsi untuk melacak kesalahan pada data
2.2. Prosedur Kelas

Untuk tiap node komputer, DTE atau paket data mempunyai dua fungsi logik yang dibutuhkankan untuk pengalamatan dan pesinyalan. Keduanya termasuk dalam fungi primer dan sekunder. Prosedur kelas pada lapisan ini adalah LAP-B (Link Access Procedur Balanced) . Prosedur ini berorientasi pada hubungan ( connection oriented) .
Stasiun dapat dibedakan lagi yaitu stasiun primer yang memberikan perintah dan stasiun sekunder yang menerima perintah.

2.3. Prosedur Elemen

Prosedur ini berfungsi untuk mengatur pertukaran frame , mulai pada saat hubungan dibangun sampai diputuskan. Berikut disajikan caranya :
- Dimulai dengan inisialisasi hubungan yaitu :
- DTE mengirimkan perintah SABM (Set Asynchronous Balance Mode) ke DCE.
- DCE akan membalas dengan mengirimkan sinyal UA (Unnumberred Acknowledgement) .
- Setelah inisialisasi selesai maka information frame dan control mulai dapat berperan untuk mulai bertukar data.
- Information frame siap dikirim dan control siap untuk mengecek kesalahan. Bila kondisi sibuk atau tidak dapat dijangkau maka DCE akan mengirimkan sinyal RNR (Receive Not ready)
- Informasi dikirimkan secara berurutan , dan DCE akan memberikan tanggapan sinyal UA.
- Bila terjadi kesalahan , maka DCE akan memberikan sinyal REJ (Reject ).

2.4. Packet level

Tujuan utama dari protokol packet level adalah melakukan multiplexing terhadap sejumlah alur informasi logik pada satu media . Pada level ini, data dipecah menjadi bentuk paket yang mempunyai ukuran tertentu . Hubungan logik yang dibangun merupakan virtual circuit yang mekanisme pengangkutannya adalah point to point full-duplex. Hubungan logik tersebut terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Permanent Virtual Circuit (PVC) merupakan hubungan anatara 2 DTE yang tidak memerlukan prosedur inisialisasi pada waktu awal penyambungan. Jenis ini biasanya digunakan untuk leased line dimana kedua modem sudah terhubung dan tidak pernah terputus.
- Virtual Circuit (VC) juga hubungan antara 2 DTE, namun menggunakan prosedur penyambungan dan pemutusan . Jenis ini yang dipakai oleh radio paket dan bentuk komunikasi lainnya.
Prosedur penyambungan pada VC terdiri atas 3 tahap utama yaitu penyambungan, pemindahan data dan pemutusan. Sebelum hubungan dimulai paket level sudah memastikan level dibawahnya sudah siap untuk komunikasi. Prosedur penyambungan diterangkan secara bertahap di bawah ini :
- Kedua DTE , yaitu calling DTE dan called DTE harus membangun virtual circuit
- Calling DTE akan menyampai call request kepada DCE lokal
- DCE lokal meneruskannya ke DCE lain dan akhirnya sampai ke called DTE
- Called DTE bila siap akan menkonfirmasi calling DTE dengan mengirimkan sinyal call
accepted
- Virtual Circuit telah terbentuk
- Transfer data
- Calling DTE akan menyampaikan sinyal clear request apabila komunikasi akan ditutup
- Called DTE akan menkonfirmasi dengan mengirim sinyal clear confirmation
- Hubungan ditutup
Nomor Virtual Circuit yang dipilih oleh calling DTE merupakan nomor yang belum dipakai sebelumnya. Sedangkan pada sisi penerima yang menentukan adalah DCE . Apabila terjadi pemakaian nomor yang sama secara bersamaan maka tabrakan dan ax25 akan mengutaman panggilan keluar dan membatalkan panggilan masuk.

Kamis, 15 Mei 2008

PJJ D3TKJ



APA ITU D3-TKJ .....?mungkin pertanyaan itu yang terlitas dipikiran anda setelah membuka halaman ini D3-TKJ adalah kepanjangan dari Diploma III Teknisi Komputer dan Jaringan


Visi dan Misi



VISI program pendidikan teknisi jardiknas adalah mencetak tenaga IT dalam bidang Komputer dan Jaringan sesuai standar Kompetensi Nasional maupun Internasional, dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi Pendidikan. MISI program pendidikan teknisi jardiknas dalam mendukung pencapaian Visi tersebut adalah:





1. Mempersiapkan program pengembangan SDM bidang Teknik Komputer dan Jaringan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional dan Internasional



2. Menyediakan pola perkuliahan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dalam bidang komputer dan jaringan



3. Menjalin kerjasama dengan pemangku penyelenggara pendidikan guna memastikan validitas dan kesesuaian materi perkuliahan.






Tujuan



Tujuan diselenggarakannya program pendidikan teknisi jardinas adalah:



1. Menciptakan tenaga teknisi Komputer, Jaringan yang kompeten sesuai dengan standar Kompetensi Nasional dan Internasional.



2. Menciptakan tenaga Teknisi Komputer dan Jaringan yang memiliki kemampuan Merawat, menjaga dan memperbaiki Jejaring Pendidikan Nasional melalui beasiswa Unggulan Sistem Pendidikan




Program teknisi jardiknas, yaitu:



A. Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
B. Berbasis kompetensi dan kontrak kompetensi
C. Waktu tempuh yang singkat
D. Menggunakan pola sandwich








Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi



1. Dengan melihat berbagai permasalahan yang terjadi, utamanya dari segi kuantitas dan pemerataan kualitas program, maka salah satu ciri utama dari program teknisi jardiknas ini adalah pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara optimal. Pemanfaatan ini tidak terbatas hanya dengan pemanfaatan komputer sebagai media belajar sehari-hari, tetapi sampai dengan penggunaan sistem informasi akademik di dalam proses administrasi kemahasiswaan dan penggunaan perangkat-perangkat teleconverence dalam proses pelaksanaannya. Salah satu dukungan utama sehingga ciri ini dapat dilaksanakan adalah terkoneksinya seluruh kabupaten dan kota di Indonesia dalam suatu sistem jaringan berskala nasional yang disebut dengan Jardiknas atau Jejaring Pendidikan Nasional. Dengan menggunakan fasilitas dari Jardiknas inilah maka proses pemelajaran berbasis TIK dapat dikembangkan, termasuk metode Video Conference yang dilaksanakan untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari pusat-pusat kota




Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu:




1. Offline (Luar Jaringan/ Luring) Pada metode ini, sistem perkuliahan terpusat pada masing-masing universitas/politeknik. Materi kuliah berada pada server masing-masing dan didistribusikan melalui LAN kepada mahasiswa. Materi yang bersifat nasional, dikirimkan dari pusat secara teratur, baik menggunakan jaringan secara terjadwal, maupun menggunakan media penyimpan (CD dan DVD). Koneksi secara online akan dilaksanakan apabila mahasiswa melaksanakan ujian online yang membutuhkan koneksi dengan pusat ujian.



2. Online (Dalam jaringan/ Daring) Pada metode ini, seluruh materi berada pada server di pusat atau server universitas/politeknik yang saling terhubung satu sama lain. Sehingga distribusi materi dilaksanakan dengan proses jaringan. Sistem online ini tidak terbatas terhadap komputer saja, tetapi dapat memanfaatkan media telepon genggam (HP) sebagai sarana penyampaian materi.



3. Learning Management System (LMS) Sebagai tulang punggung program ini, dikembangkan sebuah LMS yang akan mengatur lalu lintas akademik maupun materi, sehingga seluruh program TEKNISI JARDIKNAS dapat dilaksanakan dengan mudah dan efisien. Dalam LMS, seluruh materi dan video presentasi dari dosen penanggung jawab mata kuliah akan disimpan dalam sebuah portal, sehingga mahasiswa hanya perlu memasukkan username dan password, maka sistem single sign on akan membuka seluruh materi berdasarkan hak akses masing-masing.






Berbasis Kompetensi dan kontrak kompetensi



Salah satu tujuan utama dari program ini adalah menyiapkan tenaga-tenaga yang terampil dalam bidang Teknik Komputer dan Jaringan. Seluruh tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila proses pemelajaran yang digunakan menggunakan sistem kompetensi, yang menekankan kepada kemampuan secara menyeluruh terhadap penguasaan suatu keterampilan. Karena program ini berbasis kepada kompetensi, maka kurikulum yang digunakan mengacu kepada standard kompetensi dalam bidang Teknik Komputer dan Jaringan. PENGERTIAN STANDAR KOMPETENSI Standar kompetensi yang menjadi acuan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam bidang TIK yang dikeluarkan oleh Asosiasi dan Perusahaan yang terkait dalam bidang TIK, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Kominfo dan Departemen Pendidikan Nasional. Seluruh standar ini telah melalui konvensi bersama dan dinyatakan sah sebagai sebuah standar dalam bidang masing-masing. Adapun SKKNI yang digunakan dalam program teknisi jardiknas ini adalah: · SKKNI Operator dan Pemrogram Komputer · SKKNI Jaringan Komputer dan Sistem Administrasi · SKKNI Computer Technical Support Pemaparan mengenai kompetensi yang digunakan, dapat dilihat pada bagian kurikulum.




Waktu tempuh yang singkat



Program Teknisi Jardiknas mengedepankan efektifitas dan efisiensi di dalam pelaksanaannya, sehingga pola waktu yang digunakan juga menggunakan waktu minimal. Semester yang digunakan juga menggunakan semester minimum dari yang dipersyaratkan. Satu semester setara dengan 16 - 19 minggu kerja dalam arti minggu perkuliahan efektif termasuk ujian akhir, atau sebanyak-banyaknya 22 minggu kerja termasuk waktu evaluasi ulang dan minggu tenang. Sehingga dalam program ini menggunakan waktu 16 minggu atau setara dengan 4 bulan untuk satu semesternya. Dengan singkatnya waktu semester ini, maka keseluruhan program Teknisi Jardiknas yang membutuhkan 6 semester, dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih 2 tahun.






Menggunakan Pola Sandwich



Salah satu landasan filosofis dari pendidikan yang berbasis kompetensi adalah Eksistensialisme, dimana suatu pendidikan harus mengembangkan eksistensi manusia dan bukan merampasnya. Salah satu eksistensi manusia adalah pola hidup dan pekerjaan yang telah dimiliki. Banyak diantara manusia yang telah bekerja, terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya untuk belajar pada suatu institusi pendidikan. Padahal tujuan belajar adalah untuk memperkaya pengetahuan yang nantinya akan digunakan di dunia kerja. Dengan berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka program Teknisi Jardiknas ini khususnya bagi peserta yang ikut melalui jalur beasiswa unggulan Departemen Pendidikan Nasional, menggunakan pola sandwich yang berselang seling antara waktu kuliah dan waktu bekerja. Pola umum yang digunakan adalah 1 : 3. Dimana dalam satu bulan, 1 minggu digunakan untuk belajar secara tatap muka di universitas/politeknik dan 3 minggu lainnya digunakan untuk belajar mandiri, magang dan praktek di lab komputer pada institusi masing-masing. Dalam 3 minggu tersebut, mahasiswa berkumpul pada waktu dan jadwal tertentu pada ICT Center di tiap-tiap kabupaten/kota untuk memperoleh tutorial dan untuk berdiskusi mengenai mata kuliah masing-masing dan menyelesaikan persoalan yang timbul di masing-masing institusi. Dengan pola ini, maka setiap materi yang diberikan dapat langsung diterjemahkan pada lokasi kerja masing-masing, sehingga prinsip belajar praktis dapat terpenuhi. Institusi masing-masing juga tidak akan kehilangan tenaga kerja mereka dalam waktu yang lama. Untuk daerah tertentu, dimana kondisi geografis tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan pola 1 : 3, dapat mengembangkan pola sendiri dengan memberitahukan kepada penanggung jawab program Teknisi Jardiknas di pusat dan tetap menjaga filosofi eksistesialisme tersebut.


PJJ D3TKJ

APA ITU D3-TKJ .....?mungkin pertanyaan itu yang terlitas dipikiran anda setelah membuka halaman ini D3-TKJ adalah kepanjangan dari Diploma III Teknisi Komputer dan Jaringan


Visi dan Misi


VISI program pendidikan teknisi jardiknas adalah



Mencetak tenaga IT dalam bidang Komputer dan Jaringan sesuai standar Kompetensi Nasional maupun Internasional, dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi Pendidikan.



MISI program pendidikan teknisi jardiknas dalam mendukung pencapaian Visi tersebut adalah:


Mempersiapkan program pengembangan SDM bidang Teknik Komputer dan Jaringan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional dan Internasional
Menyediakan pola perkuliahan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dalam bidang komputer dan jaringan
Menjalin kerjasama dengan pemangku penyelenggara pendidikan guna memastikan validitas dan kesesuaian materi perkuliahan.


Tujuan


Tujuan diselenggarakannya program pendidikan teknisi jardinas adalah:


1. Menciptakan tenaga teknisi Komputer, Jaringan yang kompeten sesuai dengan standar Kompetensi Nasional dan Internasional.


2. Menciptakan tenaga Teknisi Komputer dan Jaringan yang memiliki kemampuan Merawat, menjaga dan memperbaiki Jejaring Pendidikan Nasional melalui beasiswa Unggulan Sistem Pendidikan
program teknisi jardiknas, yaitu:


a. Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
b. Berbasis kompetensi dan kontrak kompetensi
c. Waktu tempuh yang singkat
d. Menggunakan pola sandwich


Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi


Dengan melihat berbagai permasalahan yang terjadi, utamanya dari segi kuantitas dan pemerataan kualitas program, maka salah satu ciri utama dari program teknisi jardiknas ini adalah pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara optimal. Pemanfaatan ini tidak terbatas hanya dengan pemanfaatan komputer sebagai media belajar sehari-hari, tetapi sampai dengan penggunaan sistem informasi akademik di dalam proses administrasi kemahasiswaan dan penggunaan perangkat-perangkat teleconverence dalam proses pelaksanaannya. Salah satu dukungan utama sehingga ciri ini dapat dilaksanakan adalah terkoneksinya seluruh kabupaten dan kota di Indonesia dalam suatu sistem jaringan berskala nasional yang disebut dengan Jardiknas atau Jejaring Pendidikan Nasional. Dengan menggunakan fasilitas dari Jardiknas inilah maka proses pemelajaran berbasis TIK dapat dikembangkan, termasuk metode Video Conference yang dilaksanakan untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari pusat-pusat kota


Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu:


1. Offline (Luar Jaringan/ Luring) Pada metode ini, sistem perkuliahan terpusat pada masing-masing universitas/politeknik. Materi kuliah berada pada server masing-masing dan didistribusikan melalui LAN kepada mahasiswa. Materi yang bersifat nasional, dikirimkan dari pusat secara teratur, baik menggunakan jaringan secara terjadwal, maupun menggunakan media penyimpan (CD dan DVD). Koneksi secara online akan dilaksanakan apabila mahasiswa melaksanakan ujian online yang membutuhkan koneksi dengan pusat ujian.


2. Online (Dalam jaringan/ Daring) Pada metode ini, seluruh materi berada pada server di pusat atau server universitas/politeknik yang saling terhubung satu sama lain. Sehingga distribusi materi dilaksanakan dengan proses jaringan. Sistem online ini tidak terbatas terhadap komputer saja, tetapi dapat memanfaatkan media telepon genggam (HP) sebagai sarana penyampaian materi.


3. Learning Management System (LMS) Sebagai tulang punggung program ini, dikembangkan sebuah LMS yang akan mengatur lalu lintas akademik maupun materi, sehingga seluruh program TEKNISI JARDIKNAS dapat dilaksanakan dengan mudah dan efisien. Dalam LMS, seluruh materi dan video presentasi dari dosen penanggung jawab mata kuliah akan disimpan dalam sebuah portal, sehingga mahasiswa hanya perlu memasukkan username dan password, maka sistem single sign on akan membuka seluruh materi berdasarkan hak akses masing-masing.


Berbasis Kompetensi dan kontrak kompetensi


Salah satu tujuan utama dari program ini adalah menyiapkan tenaga-tenaga yang terampil dalam bidang Teknik Komputer dan Jaringan. Seluruh tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila proses pemelajaran yang digunakan menggunakan sistem kompetensi, yang menekankan kepada kemampuan secara menyeluruh terhadap penguasaan suatu keterampilan. Karena program ini berbasis kepada kompetensi, maka kurikulum yang digunakan mengacu kepada standard kompetensi dalam bidang Teknik Komputer dan Jaringan. PENGERTIAN STANDAR KOMPETENSI Standar kompetensi yang menjadi acuan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam bidang TIK yang dikeluarkan oleh Asosiasi dan Perusahaan yang terkait dalam bidang TIK, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Kominfo dan Departemen Pendidikan Nasional. Seluruh standar ini telah melalui konvensi bersama dan dinyatakan sah sebagai sebuah standar dalam bidang masing-masing. Adapun SKKNI yang digunakan dalam program teknisi jardiknas ini adalah: · SKKNI Operator dan Pemrogram Komputer · SKKNI Jaringan Komputer dan Sistem Administrasi · SKKNI Computer Technical Support Pemaparan mengenai kompetensi yang digunakan, dapat dilihat pada bagian kurikulum.


Waktu tempuh yang singkat


Program Teknisi Jardiknas mengedepankan efektifitas dan efisiensi di dalam pelaksanaannya, sehingga pola waktu yang digunakan juga menggunakan waktu minimal. Semester yang digunakan juga menggunakan semester minimum dari yang dipersyaratkan. Satu semester setara dengan 16 - 19 minggu kerja dalam arti minggu perkuliahan efektif termasuk ujian akhir, atau sebanyak-banyaknya 22 minggu kerja termasuk waktu evaluasi ulang dan minggu tenang. Sehingga dalam program ini menggunakan waktu 16 minggu atau setara dengan 4 bulan untuk satu semesternya. Dengan singkatnya waktu semester ini, maka keseluruhan program Teknisi Jardiknas yang membutuhkan 6 semester, dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih 2 tahun.


Menggunakan Pola Sandwich


Salah satu landasan filosofis dari pendidikan yang berbasis kompetensi adalah Eksistensialisme, dimana suatu pendidikan harus mengembangkan eksistensi manusia dan bukan merampasnya. Salah satu eksistensi manusia adalah pola hidup dan pekerjaan yang telah dimiliki. Banyak diantara manusia yang telah bekerja, terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya untuk belajar pada suatu institusi pendidikan. Padahal tujuan belajar adalah untuk memperkaya pengetahuan yang nantinya akan digunakan di dunia kerja. Dengan berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka program Teknisi Jardiknas ini khususnya bagi peserta yang ikut melalui jalur beasiswa unggulan Departemen Pendidikan Nasional, menggunakan pola sandwich yang berselang seling antara waktu kuliah dan waktu bekerja. Pola umum yang digunakan adalah 1 : 3. Dimana dalam satu bulan, 1 minggu digunakan untuk belajar secara tatap muka di universitas/politeknik dan 3 minggu lainnya digunakan untuk belajar mandiri, magang dan praktek di lab komputer pada institusi masing-masing. Dalam 3 minggu tersebut, mahasiswa berkumpul pada waktu dan jadwal tertentu pada ICT Center di tiap-tiap kabupaten/kota untuk memperoleh tutorial dan untuk berdiskusi mengenai mata kuliah masing-masing dan menyelesaikan persoalan yang timbul di masing-masing institusi. Dengan pola ini, maka setiap materi yang diberikan dapat langsung diterjemahkan pada lokasi kerja masing-masing, sehingga prinsip belajar praktis dapat terpenuhi. Institusi masing-masing juga tidak akan kehilangan tenaga kerja mereka dalam waktu yang lama. Untuk daerah tertentu, dimana kondisi geografis tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan pola 1 : 3, dapat mengembangkan pola sendiri dengan memberitahukan kepada penanggung jawab program Teknisi Jardiknas di pusat dan tetap menjaga filosofi eksistesialisme tersebut.